Dikutip dari sebuah grup Facebook yang didirikan oleh ahli dalam bidang pertelevisian yaitu Bapak Sumarsono Budiharjo, kita harus selalu ingat dasar - dasar dalam menangani masalah pada bagian vertikal, terlebih jika memakai ic vertikal semacam LA78040, TDA8172, STV9302 atau AN5521. Jika diperhatikan ternyata banyak teknisi yang telah melakukan berbagai macam analisa dan pergantian komponen namun hasilnya masih aja bermasalah dan pekerjaan pun terasa sia-sia, buang-buang waktu dan tenaga hanya untuk melepas pasang komponen contohnya mengganti elko-elko, mengganti dioda pump-up, mengganti ic vertikal dan lain sebagainya.
Untuk elko sebenarnya bisa dicek menggunakan ESR Meter, baik ESR meter analog maupun ESR digital keduanya sama baiknya namun untuk ESR analog biasanya bisa mengecek nilai ESR elko langsung yang masih terpasang di PCB tanpa harus repot - repot melepasnya lebih praktis dan cepat sedangkan untuk ESR meter digital selain bisa menampilkan nilai ESR, dia juga mampu sekaligus menampilkan nilai kapasitasnya.
Untuk ic vertikal bisa dicek memakai ohm meter analog pada posisi skala X1 tentunya saat pesawat televisi tidak dihidupkan, probe avo dibolak-balik seperti saat mengecek dioda, lihat jarumnya menyimpang dibalik tidak menyimpang saat probe diletakkan antara pin 5 dan pin 4 serta antara pin 5 dan pin 6, cara ini dipercaya terjamin keakuratannya hingga 95%.
|
Pengecekan pada kaki ic vertikal |
Untuk dioda pump-up bisa dicek pada saat kondisi televisi menyala, tegangan pada pin 6 harus sama dengan tegangan pada pin 2 (selisih sedikit kurang dari 1 volt tidak apa-apa) akan tetapi jika selisihnya lebih dari 2 volt maka boleh dibilang bahwa dioda sudah rusak.
Rumus yang harus diingat adalah:
1. Tegangan pada pin 1 sama dengan tegang pada pin 7, jikalau tidak sama maka tegangan keluaran tidak sesuai yang mengakibatkan tampilan satu garis pada layar atau menyempit atau layar blank pelangi atau juga tidak beraturan, Solusinya lacak masalahnya dengan cara mengukur komponen-komponen seperti resistor - resistor yang berhubungan dengan pin 1 atau pin 7.
2. Sirkuit vertikal yang menerapkan sistem single supply 24 volt, memaki elko kopel ke GND 1000uF atau 2200uF, normalnya tegangan keluaran pada pin 5 sama dengan setengah tegangan vcc, jikalau tidak normal kembali ke nomor 1.
3. Sirkuit vertikal yang menerapkan sistem split power supply simetris (- GND +), tanpa elko kopel 1000uF, normalnya tegangan keluaran pada pin 5 adalah Nol (bisa lebih ataupun kurang sedikit saja) jikalau tidak normal kembali ke nomor 1.
Jika IC chroma menggunakan ic buatan Jepang seperti LA, LV (Sanyo) atau TA, TMPA (Toshiba) tegangan pada pin 1 atau pin 7 adalah sekitar 2.5V sampai 3V.
Pin 1 dapat tegangan dari dua arah, dari ic chroma dan dari sirkuit umpan balik resistor-resistor defleksi yoke.
Pin 7 dapat tegangan dari sirkuit pembagi tegangan resistor dari VCC.
Namun jika ic chroma menggunakan ic buatan Philips TDA maka tegangan pada pin 1 atau pin 7 adalah sekitar 0.7V, kedua tegangannya berasal dari ic chroma.
Itulah panduan singkat cara cepat menangani masalah pada bagian vertikal televisi CRT. semoga bermanfaat!